Dalam
dunia pendidikan kita saat ini, dikenal adanya Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain- lain, yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal. Jadi dalam pendidikan ini, diharapkan anak dapat berdaya saing
global tanpa harus meninggalkan kebudayaan lokalnya. Sehingga
pemikiranya secara global namun tindakannya tetap lokal, seiring dengan
adanya pendidikan tersebut, dibutuhkan pula adanya suatu pendidikan yang
memberdayakan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik di sekolah sehingga nantinya peserta
didik akan mendapatkan pendidikan yang baik dari segi pemikiran, sikap
dan juga tindakannya.
Dari situlah, untuk saat ini dibutuhkan suatu model pembelajaran
yang di dalamnya mampu memuat pendidikan budaya sekaligus pendidikan
karakter tanpa harus kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan luar
atau arus globalisasi. Salah satu inovasi pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran di Tingkat SD khususnya, kami menawarkan suatu model
pembelajaran yang dapat menjadi perantara pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global, pendidikan berbasis budaya,yang di dalamnya sekaligus
berisi pendidikan karakter. Model pembelajaran ini kami namakan model
pembelajaran Thinking Globally Acting Locally atau dalam bahasa Indonesianya adalah berpikir global bertindak lokal.
Bagaimana konsep model pembelajaran ini?
Secara umum Thinking Globally Acting Locally adalah suatu
pemikiran yang memandang secara luas mengenai masalah-masalah mendunia,
masalah yang sudah umum telah terjadi atau sedang terjadi, masalah/ hal
yang semua orang sudah ketahui (konteks berfikir global) dan berusaha
menanggapi permasalahan ataau informasi-informasi umum tersebut dengan
cara sendiri dan bertindak secara lokal. Lokal disini bisa diartikan
sebagai tindakan yang dimulai dari diri sedniri, tindakan berbasis
budaya di daerah sekitar, atau bisa juga tindakan lokal yang angaitkan
diri dengan isu global yang sedang terjadi.
Dalam konteks
ini juga, lokal bukanlah lawan dari global, tapi disatukan dan
diperkaya dengan impuls-impuls dan pengaruh-pengaruh global. Hal ini
diperlukan dengan pertimbangan kita bisa mengikuti arus gobalisasi yang
secara langsung berdampak pada perubahan karakter dan budaya masyarakat
sekarang (Thinking Globally) maka dari itu arus-arus globalisasi
yang membawa dampak positif dikaji dan digabungkan dengan memasukan
pendidikan karakter, pendidikan berbasis budaya sekaligus ke dalam
pembelajaran.
Karena di dalam model pembelajarn ini cukup luas basis pendidikannya
(isu global, pendidikan karakter, dan pendidikan berbasis budaya
sehingga pembelajaran secara langsung bisa dibentuk menjadi pembelejaran
tematik integratif, sesuai dengan kurikulum mendatang , kurikulum 2013.
Sasaran bagi penggunaan model ini adalah pendidikan tingkat sekolah
dasar (SD), di mana mereka perlu sekali fondasi berupa penenanaman nilai
karakter dan pendidikan budaya agar kelak mereka bisa secara bijak bisa
menghadapi arus global dengan diiringi mereka bisa sekaligus mempunyai
karakter yang baik dn melestarikan budaya daerah mereka sendiri.
Model ini memberikan konsep pada anak SD nantinya bahwa hal yang bisa ditanamkan pada siswa SD Thinking Globally Acting Locally
adalah bukan bergaya dan bertingkah global, melainkan berpikir global
sehingga kita bisa menempatkan diri dan bangsa kita setara dengan
negara-negara di dunia dengan tetap memiliki karakter dan budaya bangsa
Indonesia.
Bagaimana model pembelajaran ini diterapkan dalam RPP?
Selanjutnya, penerapan Model Pembelajaran Thinking Globally Acting Locally dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat dari penjelasan RPP berikut ini :
A. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, guru:
1) Menyiapkan kondisi ruangan kelas sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Mengkondisikan siswa, sehingga siswa siap baik secara psikis maupun fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
3) Presensi
4) Apersepsi mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
5) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
B. Kegiatan Inti
Di dalam kegiatan inti, jenis kegiatan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kegiatan Thinking Globally, dan Acting Locally.
1). Thinking Globally
Dalam kegiatan Thinking Globally, guru:
Bertanya jawab (berinteraksi dengan siswa) untuk Menindak lanjuti
apersepsi, dan mengkaitkan apersepsi dengan isu-isu global, atau
berita-berita umum.
Menghadirkan media pembelajaran dan sumber belajar lainnya, agar anak-anak secara aktif ikut dalam kegiatan pembelajaran.
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
(anak-anak diharapkan kritis menanggapi isu global yang disampaikan)
menekankan pada siswa bahwa isu-isu global yang sedang dibicarakan harus
ditanggapi oleh siswa dan ada hubungannya dengan materi yang akan
dipelajari pada saat itu.
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
2). Acting Locally
Dalarn kegiatan Acting Locally, guru:
Membiasakan peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar dengan
mengaitkan materi pembelajaran dengan budaya sekitar. Misal guru membuat
teks lagu yang berisi isi materi pembelajaran secara singkat dan
nantinya, teks lagu tersebut dinyankikan dengan nada lagu daerah, atau
bisa dengan lagu-lagulo kal lainnya.
Contoh lain guru membuat suatu permainan
tradisional atau permainan yang sering dilakukan peserta didik seperti
ular-ularan, cing ciripit, ular tangga, domikado, ular naga panjang,
dakon, cublak-cublak suweng dll untuk menerangkan materi pada peserta
didik.
Menghadirkan media pembelajaran dan sumber belajar lainnya, agar anak-anak secara aktif ikut dalam kegiatan pembelajaran.
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis, melalui kegiatan permainan tradisional yang sudah dijelaskan
pada poin 1, hanya jika di dalam poin 1 inti permainan untuk
menyampaikan materi, disini inti permainan untuk menjawab pertanyaan,
diskusi, dan memberikan tugas.
Memfasilitasi siswa untuk bertindak dari diri sendiri, dan mengaitkan
isu-isu global dengan aktivitas-aktivitas untuk mengahadpinya melaui
pemikiran sendiri, atau aktivitas yang sering ditemui di lingkungan
sekitar.
Memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk membentuk karakter dan meningkatkan prestasi belajar.
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan isu-isu pada kegiatan Thinking Globally yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang sifatnya menampilkan produk yang mereka hasilkan;
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan, dan rasa percaya diri peserta didik.
C. Kegiatan Penutup
1) Dalam kegiatan penutup, guru: Memberikan umpan balik positif pada
anak, dan memberikan penghargaan aas keberhasilan peserta didik.
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil thinking globally dan acting locally peserta didik melalui berbagai sumber,
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;
7) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
BREAKING NEWS
- 1. Petunjuk Pengisian LP2P Tahun 2015
- 2. Juknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2014/2015
- 3. Download RPP SD Kurikulum 2006 Berkarakter Lengkap
- 4. Juknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Dana BOS 2015
- 5. Cara Input Data Aplikasi Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2015
- 6. Contoh Formulir Penerimaan Siswa Baru SD/SMP/SMA TP. 2015/2016
- 7. Pedoman Juknis Pendaftaran Ulang e-PUPNS Tahun 2015
- 8. Cara Melihat Nomor Peserta PLPG Sergur 2015
- 9. Persyaratan Utama Honorer K2 diangkat menjadi CPNS Tahun 2015
- 10. Dokumen Persyaratan Pengambilan Dana BSM/PIP Tahun 2015
Berita Terkini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2013/2014, apakah dalam membuat atau menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelaja...
-
Kurikulum 2006 sebagai bagian dari pendidikan pada masa bhaktinya kembali di perpanjang hingga tahun pelajaran 2019/2020 baca KTSP 2006 mas...
-
Pada postingan sebelumnya Klik Info Net share tentang Aplikasi Cetak Kartu NISN dengan Microsoft Excel untuk SD SMP SMA Terbaru 2015 Dow...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar