![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi49XaeyQqN4DBywoZ-fyDtJMvGTHn1MtEVNShqkPwJpe7bifIivGP0TMMqWP3-SN4QUtQx8f0MUILIMox8cj0xaWaNcCD5oR3HRrC6dCrMrSFUIgYv40yy7jrRLMNdxK8uGPfXFs0RAg/s1600/Bprgsd-foto-SNMPTN-2015.png)
yakni melalui SNMPTN dan seleksi mandiri yang terdiri dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Menristekdikti M. Nasir mengungkapkan ada 63 PTN yang ikut serta dalam SNMPTN tahun ini.
Sebelum dilakukan pendaftaran, pihak sekolah dan siswa wajib melakukan
pengisian dan verifikasi di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)
secara online, sebagai bagian dari proses seleksi. Pengisian PDSS bisa
dilakukan mulai 22 Januari hingga 8 Maret mendatang.
Nasir mengatakan, "Dalam SNMPTN, sekolah nanti mendata nilai siswa dari
kelas satu hingga tiga, ujian akhir juga. Nantinya semuanya diolah dan
diproses. Data dalam PDSS ini harus diisi dengan objektif dan jujur
diisi oleh sekolah".
Pemerintah akan memberikan sanksi tegas bagi siswa maupun sekolah yang
terbukti melakukan kecurangan, salah satunya terkait data PDSS. Sanksi
bagi siswa adalah kelulusan siswa di SNMPTN akan dibatalkan.
"Sedangkan bagi sekolah, tidak akan diikutsertakan lagi dalam SNMPTN
tahun berikutnya. Ini dalam rangka edukasi nasionla untuk menanamkan
nilai kejujuran".
Sementara terkait Unas sebagai salah satu penentu kelulusan SNMPTN,
Nasir mengatakan hal tersebut belum final. Menurut dia, pihaknya perlu
melihat terlebih dahulu, apakah pelaksanaan Unas yang akan dilangsungkan
April mendatang, kredibel atau tidak sebagai penentu kelulusan siswa.
Jika Unas memang kredibel, maka PTN akan menggunakan hasil Unas sebagai
penentu kelulusan.
Pihaknya juga akan melihat, jika ternyata ada korelasi antara nilai Unas
dan nilai kelulusan SNMPTN, maka Unas akan kembali dipertimbangkan
menjadi syarat kelulusan SNMPTN.
Perebutan 150 Ribu Kursi
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2015 akan
menjaring 150 ribu calon mahasiswa. Kursi sebanyak itu akan diperebutkan
para siswa lulusan SMA, SMK dan MA.
Kuota sebanyak itu tersedia bagi 63 perguruan tinggi negeri. Dengan
pilihan program studi yang semakin banyak. Hingga memudahkan bagi calon
mahasiswa untuk melakukan pilihan studi sesuai minat dan kemampuannya,"
ujar Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), M
Nasir.
Dia pun memastikan proses seleksi yang dilakukan melalui SNMPTN sangat
transparan. Tidak terjadi diskriminasi terhadap sekolah manapun. Bahkan
masyarakat dapat melihat secara langsung tahap seleksi.
"SNMPTN itu seleksi yang dilakukan melalui jalur akademik. Dengan melihat rekam nilai raport dan kelulusan calon mahasiswa".
M Nasir menambahkan proses seleksi yang dilakukan melalui pengawasan
yang ketat. Terdapat komisi yang khusus melakukan pengawasan. Tidak ada
toleransi bagi pihak manapun melakukan kecurangan.
Jalur SNMPTN ini merupakan penjaringan bagi calon mahasiswa berprestasi
sangat baik secara akademik. Agar mendapatkan ruang melanjutkan studi
pada perguruan tinggi negeri. Melalui hasil nilai raport sejak kelas I
sampai kelas III SMA, SMK dan MA. "Kapasitasnya yang disediakan itu 50
persen dari total kursi PTN yang diperbutkan," imbuhnya.
Ketua SNMPTN 2015, Rochmat Wahab menambahkan ancaman sanksi pencoretan
bagi calon mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran bakal
dilakukan. Termasuk pula sekolah yang memang secara sengaja mengganti
nilai raport lebih tinggi.
"SNMPTN ini hanya mengukur nilai raport bagi calon mahasiswa untuk
melanjutkan studi. NIlai itu butuh kejujuran dan kredibilitas. Jika
ternyata curang, maka berat sanksinya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar