Membahas kurikulum 2013, sebagai pendidik/guru
dari yang kita rasakan memang sejatinya kurikulum ini tak sepenuhnya
dihuni kelemahan masih banyak unsur positif lainnya yang kita rasakan
walau kebijakan mendikdasmen perlu kita berikan apresiasi baca Kurikulum 2013 dijalankan secara terbatas.
Ada berbagai konsep baru yang kita temui walau sejatinya konsep tersebut
telah kita rasakan namun dikemas dengan cara yang berbeda, dan
indikasinya jika kita laksanakan pada proses KBM memang harus kita akui siswa akan lebih aktif "seharusnya".
Melalui konsep 5 M, siswa didik untuk dapat mencari sendiri informasi,
menemukan, menyampaikan pendapat di depan kelas, mengevaluasi, dan
menarik kesimpulan secara aktif dan mandiri. Dengan begitu, kurikulum
ini juga kembali mengajak anak-anak untuk membudayakan membaca, salah
satu kebiasaan yang mulai menurun pada generasi saat ini.
Dalam
kurikulum 2013, sikap siswa di dalam kelas juga termasuk salah satu
aspek yang dinilai. Karena itu penerapan kurikulum 2013 juga memiliki
tujuan yang baik yaitu mendorong anak untuk memiliki sikap yang lebih
baik di sekolah, pada teman sejawat, dan terhadap lingkungannya.
Meski begitu, ada beberapa aspek dalam kurikulum 2013 yang menurut Sri Pujiastuti seorang guru SMP di Malang. Saat diwawancarai oleh merdeka.com Minggu (07/12)
masih perlu dikaji ulang dan tak dapat diterapkan secara maksimal di
Indonesia saat ini.
Salah satunya adalah sistem penilaian yang
dinilai guru terlalu rumit. Dalam kurikulum 2013, guru harus melakukan
tiga set penilaian terhadap siswa, antara lain penilaian sikap,
penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan.
Masing-masing
set penilaian masih dijabarkan lebih banyak, misalkan set penilaian
sikap yang terdiri atas penilaian observasi (kedisiplinan, kejujuran,
peduli lingkungan, dsb), penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan
penilaian jurnal. Sistem penilaian yang banyak dan rumit tersebut harus
diterapkan guru pada masing-masing siswa, per mata pelajaran, dan per
kompetensi dasar.
"Untuk satu mata pelajaran, rata-rata
kompetensi dasar adalah tujuh sampai delapan. Berarti guru harus membuat
delapan kali tiga set laporan narasi untuk masing-masing siswa. Jika
satu kelas terdiri atas 40 anak dan satu guru mengampu tujuh kelas, maka
bisa dibayangkan berapa laporan narasi yang harus dibuat oleh guru.
Sementara laporan berbentuk narasi mendalam harus berbeda-beda pada
masing-masing siswa," ungkap Sri.
Sistem penilaian yang terlalu
banyak inilah yang dinilai memberatkan guru. Bahkan Sri, yang pernah
menjabat sebagai Kaur Kurikulum ini, berpendapat bahwa sistem penilaian
ini yang paling rumit dibandingkan dengan sistem penilaian pada
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Menurutnya, semestinya sistem penilaian
lebih disederhanakan. Lihat Penilaian Modus,Rerata dan Capaian Optimum Pada Kurikulum 2013
"Seharusnya bisa lebih sederhana. Sistem
penilaian yang terlalu rumit seperti ini lebih cocok diterapkan jika
satu guru hanya mengampu 16 siswa dalam satu kelas," tambahnya.
Selain
sistem penilaian yang rumit, Sri juga menyoroti kurangnya sarana dan
prasarana yang belum memadai dan merata untuk menjalankan kurikulum
2013. Tak semua siswa dan sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai untuk mengajarkan siswanya belajar secara aktif dan mandiri.
Terutama jika kurikulum ini akan diterapkan di daerah-daerah yang
terpencil. baca Kriteria Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013
"Selain kurangnya sarana, kurikulum 2013 juga belum
dievaluasi. Bagaimana kurikulum yang belum dievaluasi sudah langsung
diluncurkan dan diterapkan? Seharusnya kurikulum ini dievaluasi dan
diujicobakan terlebih dulu. Setelah benar-benar matang dan siap
dilaksanakan, baru diterapkan ke sekolah-sekolah," ungkap guru yang
sudah mulai mengajar sejak tahun 1979 ini.
Sri mengaku tak serta
merta antipati terhadap kurikulum 2013. Menurutnya kurikulum 2013
berkemungkinan untuk diterapkan kembali setelah dikaji ulang,
dievaluasi, dan diperbaiki. Dengan begitu, nilai-nilai positif dan
kelebihan kurikulum 2013 bisa diterapkan secara maksimal oleh guru untuk
kebaikan para siswa.
BREAKING NEWS
- 1. Petunjuk Pengisian LP2P Tahun 2015
- 2. Juknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2014/2015
- 3. Download RPP SD Kurikulum 2006 Berkarakter Lengkap
- 4. Juknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Dana BOS 2015
- 5. Cara Input Data Aplikasi Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2015
- 6. Contoh Formulir Penerimaan Siswa Baru SD/SMP/SMA TP. 2015/2016
- 7. Pedoman Juknis Pendaftaran Ulang e-PUPNS Tahun 2015
- 8. Cara Melihat Nomor Peserta PLPG Sergur 2015
- 9. Persyaratan Utama Honorer K2 diangkat menjadi CPNS Tahun 2015
- 10. Dokumen Persyaratan Pengambilan Dana BSM/PIP Tahun 2015
Berita Terkini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2013/2014, apakah dalam membuat atau menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelaja...
-
Kurikulum 2006 sebagai bagian dari pendidikan pada masa bhaktinya kembali di perpanjang hingga tahun pelajaran 2019/2020 baca KTSP 2006 mas...
-
Pada postingan sebelumnya Klik Info Net share tentang Aplikasi Cetak Kartu NISN dengan Microsoft Excel untuk SD SMP SMA Terbaru 2015 Dow...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar