Jakarta
--- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut mendukung program
Gerakan Nusantara (Minum Susu Tiap Hari untuk Anak Cerdas Aktif
Indonesia). Program ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Susu
Nusantara yang diperingati setiap tanggal 1 Juni.
Gerakan Nusantara diluncurkan Frisian Flag Indonesia dengan dukungan Kemdikbud, untuk mendukung
kecerdasan anak-anak Indonesia dengan minum susu. Peluncuran
berlangsung pada Senin pagi, (27/5), di Grha Utama Kemdikbud, Jakarta.Gerakan Nusantara diluncurkan Frisian Flag Indonesia dengan dukungan Kemdikbud, untuk mendukung
Peluncuran Gerakan Nusantara dihadiri Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim; Dirjen PAUDNI,
Lydia Freyani Hawadi; Spesialis Gizi Klinik, yang juga Guru Besar
Universitas Andalas, Fasli Jalal; Residen Kedokteran Olahraga Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Sophia Benedicta Hage; dan Direktur
Pengembangan Sumber Daya dan Kerja Sama Frisian Flag, Sri Megawati.
Dalam sambutannya, Wamendik Musliar Kasim mengatakan, anak-anak
Indonesia harus mendapatkan gizi yang seimbang. "Yang paling penting
adalah bagaimana memberikan gizi seimbang bagi anak-anak," ujarnya.
Wamendik juga mengingatkan pentingnya gizi bagi perkembangan anak, baik
perkembangan fisik maupun perkembangan otak atau kecerdasan.
Ia mengatakan ada empat kecerdasan yang harus dibangun kepada
anak-anak. Pertama, kecerdasan spiritual. Yaitu bagaimana sejak awal
anak-anak diberi pengetahuan akan keberadaan penciptanya, dan membuat
anak mengerti akan keberadaan Tuhan dan malaikatNya. "Sehingga tidak ada
anak yang berani melakukan perbuatan tidak terpuji," katanya.
Kedua, kecerdasan sosial, mengingat penduduk Indonesia yang beragam,
terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. "Dari awal, bangsa ini
dibangun dengan Bhinneka Tunggal Ika, terdiri dari berbagai suku
bangsa," ujar Wamendik. Karena itu kecerdasan sosial diperlukan supaya
anak bisa bersosialisasi dan bergaul dengan baik.
Ketiga adalah kecerdasan intelektual, yang berhubungan dengan
kecerdasan otak. Kemudian yang keempat adalah kecerdasan kinestetik,
yang berhubungan dengan aktivitas fisik. "Itu juga yang ingin kita
bangun dalam Kurikulum 2013. Sumber belajar bukan hanya dari guru,
tempat belajar tidak hanya di dalam kelas," jelas Wamendik. Ia
menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, anak-anak dirancang juga untuk
belajar di luar kelas, atau di alam, supaya mereka mendapatkan
rangsangan kinestetis yang bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar